Rabu, 27 September 2017

KELEMAHAN DAN TANTANGAN SIK


A.    KELEMAHAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
1.      Kelemahan dari sistem informasi kesehatan adalah dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi, persebaran sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi tidak merata, biaya awal yang cukup mahal meski selanjutnya lebih murah (investasi jangka informasi). Kelemahan dari sistem informasi kesehatan ini adalah tidak jauh dari sumber daya manusianya yang masih belum memadai, lebih tepatnya SDM belum merata keberbagai daerah-daerah yang terpencil. Selain dari sumber daya manusia kelemahan dari SIK ini adalah modal awal penggunaan alat-alat yang digunakan.
2.      Karena terlalu transparan maka memunculkan penyalahgunaan sistem ini
3.      Pengadaan anggaran yang lumayan besar seperti pengadaan hardware dan software serta pelatihan Sumber Daya Manusianya.
4.      Diperlukan adaptasi dari sistem yang lama ke sistem yang baru
5.      Karena ini suatu sistem maka jika terjadi kesalahan di suatu sub sistem yang lain maka akan menghambat fungsi seluruh sistem.
6.      kebijakan orang yang mempunyai wewenang
B.     TANTANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
1.      Tantangan Otonomi Daerah (OTODA)
Tantangan otonomi daerah. Ini sebagai implementasi dari UU No. 2 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Sehingga daerah punya otoritas dalam menentukan arah kebijakan sendiri termasuk di dalamnya mengenai arah kebijakan Sistem Informasi Kesehatan untuk kabupatennya.
a.       Otonomi daerah saat ini menyebabkan masing-masing daerah sibuk mengerjakan urusannya sendiri, termasuk dalam menyusun prioritas untuk pengembangan dan pengelolaan sistem informasi kesehatannya. Hal ini tentu saja  akan berdampak pada kelancaran integrasi sistem informasi kesehatan yang diharapkan salah satunya dibangun dengan penguatan SIKDA. Kondisi tersebut akan menyulitkan Pemerintah (dhi. Kementerian Kesehatan) dalam memfasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan di daerah, implementasi standarisasi dan pembenahan tata kelola. Pembandingan dengan daerah lain (benchmarking) pun akan mengalami kesulitan karena tidak adanya standar.
b.      Pendanaan untuk sistem informasi kesehatan di daerah masih terbatas. Aspek pendanaan dapat dinilai sebagai faktor kekuatan, namun terdapat beberapa hal yang dapat pula dikategorikan sebagai faktor kelemahan. Alokasi dana untuk operasional, pemeliharaan, dan peremajaan sistem informasi baik di pusat maupun di daerah, belum menjadi prioritas penganggaran rutin sehingga dapat mengakibatkan operasional dan pemeliharaan sistem tidak dapat dilakukan secara baik untuk menjaga kesinambungan sistem informasi. Kemampuan pendanaan daerah yang bervariasi dalam memperkuat sistem informasi kesehatan di daerah  berdampak pula pada keberhasilan penguatan sistem informasi kesehatan secara keseluruhan
c.       Kemampuan daerah dalam pengembangan sistem informasi kesehatan dan pengelolaan data/informasi yang bervariasi. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar kabupaten/kota dan provinsi belum memiliki kemampuan yang memadai dalam mengembangkan sistem informasi kesehatannya, sehingga perlu dilakukan fasilitasi. Untuk sebagian daerah yang telah memiliki kemampuanpun tampaknya pengembangan yang dilakukan masih kurang mendasar dan komprehensif serta belum mengatasi masalah-masalah mendasar dalam sistem informasi kesehatan. Setiap upaya pengembangan cenderung menciptakan sistem informasi kesehatan sendiri dan kurang memperhatikan keberlangsungan sistem dan konsep integrasi sistem untuk efisiensi. Kondisi geografis, khususnya pada daerah terpencil dan perbatasan juga berdampak pada kemampuanuntuk membangun sistem informasi kesehatan daerah serta optimalisasi pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi dan kemampuan sumberdaya lainnya. Sementara itu, kemampuan untuk melakukan manajemen data mulai dari pengumpulan, pengolahan, dan analisis data serta penyajian dan diseminasi informasi baik di pusat dan daerah masih belum optimal. Kemampuan untuk menghasilkan indikator dan  informasi kesehatan yang valid dan reliabel juga masih perlu ditingkatkan.
d.      Mekanisme monitoring dan evaluasi masih lemah. Kelemahan-kelemahan dan berbagai permasalahan pada penyelenggaraan sistem informasi kesehatan tentunya dapat diidentifikasi dengan mekanisme monitoring dan evaluasi serta audit sistem informasi kesehatan. Sayangnya, mekanisme monitoring dan evaluasi belum ditata dan dilaksanakan dengan baik
2.      Tantangan Globalisasi
Banyak ragam perangkat lunak Sistem Informasi Kesehatan sehingga membingungkan unit operasional dalam menginputnya. Juga membingungkan pihak pengambil kebijakan dalam menentukan model dan sistem yang nantinya akan digunakan guna menghasilkan input, proses dan output yang maksimal sesuai dengan kebutuhan yang ada.
a.       Era globalisasi menyebabkan bebasnya pertukaran berbagai hal antar negara seperti sumber daya manusia, IPTEK, dan lain-lain. Di bidang kesehatan, hal ini akan dapat menimbulkan dampak negatif apabila tidak dikelola dengan baik. Beberapa dampak negatif tersebut antara lain adanya penyakit-penyakit serta gangguan kesehatan baru, masuknya investasi dan teknologi kesehatan yang dapat meningkatkan tingginya biaya kesehatan, serta masuknya tenagatenaga kesehatan asing yang menjadi kompetitor tenaga kesehatan dalam negeri. Untuk menghadapi kemungkinan dampak negatif yang terjadi seiring era globalisasi maka dukungan sistem informasi sangatlah diperlukan. Sistem kewaspadaan dini untuk mengintervensi permasalahan kesehatan sangatlah bergantung pada pasokan data dan informasi yang akurat, cepat, dan tepat. Apabila era globalisasi datang pada saat sistem informasi kesehatan nasional kita belum kuat, maka dikhawatirkan akan membawa dampak-dampak negatif yang merugikan
b.      Sistem informasi kesehatan masih terfragmentasi. Sebagaimana diketahui bahwa di bidang kesehatan telah berkembang berbagai sistem informasi sejak lama tetapi satu sama lain kurang terintegrasi. Setiap sistem informasi tersebut cenderung untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dan langsung dari fasilitas pelayanan kesehatan yang paling bawah dengan menggunakan cara dan format pelaporan sendiri. Akibatnya setiap operasional seperti Puskesmas dan Rumah Sakit yang harus mencatat data dan melaporkannya sehingga Puskesmas dan Rumah Sakit menjadi sangat terbebani. Dampak negatifnya adalah berupa kurang akuratnya data dan lambatnya pengiriman laporan.
c.       Ancaman keamanan informasi. Aspek keamanan informasi merupakan aspek penting dalam penyelenggaraan suatu sistem informasi. Dewasa ini, potensi ancaman keamanan informasi semakin tinggi sejalan dengan konvergensi dunia dan semakin terintegrasinya semua sumber daya teknologi informasi dan komunikasi. Potensi terjadinya cyber attact semakin terbuka, dengan berbagai motif di antaranya bisnis, kriminal, politik, dan sebagainya. Ancaman keamanan informasi dapat berasal dari internal maupun eksternal organisasi dan dapat berupa orang, organisasi, mekanisme, atau peristiwa yang memiliki potensi membahayakan. Oleh karena itu, manajemen keamanan informasi menjadi suatu hal penting yang harus mendapat perhatian. Manajemen keamanan informasi tidak hanya dilakukan untuk menjaga agar sumber daya informasi tetap aman, tetapi juga untuk menjaga organisasi agar tetap berfungsi setelah terjadinya suatu  bencana keamanan informasi. Demikian halnya dengan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, tentunya tidak akan terlepas dari ancaman keamanan informasi. Hal itu sangat tergantung bagaimana mengelola keamanan informasi sebaik-baiknya.
d.      Tantangan ekonomi global dan kemampuan keuangan pemerintah. Kondisi ekonomi global dan kemampuan keuangan pemerintah sangat berpengaruh dalam implementasi teknologi informasi dan komunikasi, karena perangkat teknologi informasi dan komunikasi sebagian besar berasal dari impor. Setiap perubahan kondisi ekonomi global akan berpengaruh kepada ekonomi dalam negeri. Kondisi ekonomi dalam negeri yang memburuk tentunya dapat mempengaruhi kemampuan keuangan pemerintah. Oleh karena itu, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat harus disikapi dengan cerdas dalam memanfaatkannya untuk penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Salahnya adalah bagaimana memilih teknologi tepat yang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk beberapa tahun ke depan (tidak cepat usang). Langkah lain yang penting adalah melakukan analisis biaya manfaat.

REFERENSI:

0 komentar:

Posting Komentar